Happiness

LOVE MY LIFE ^__^
Lets take a moment to say Alhamdulillah for everything that we have ...

Senin, 02 November 2015

Stone Garden Park

Assalamu’alaikum….

Selamat pagi kamu yang selalu bahagia.  Hari ini aku mau posting jalan-jalan aku yang baru sempet aku tulis sekarang. Hhee.. maaf yah, akhir-akhir ini sering banget telat ngeposting acara travelling sama temen-temen, padahal mah perginya udah beberapa minggu yang lalu. (narasi ga penting #hehe)
Jalan-jalan kali ini tetep di sponsori oleh Tupper*are dan sendal gunung yang selalu aku cintai dan aku banggakan. Kali ini aku beserta 3 teman Jojoba (haha) ngebolangnya ga terlalu jauh-jauh. Ya ngagiclek sedikit lah yaa dari Bandung, tepatnya kita main ke daerah Cipatat, Padalarang. Achh…. ku kira di Padalarang gada tempat wisata alam yang menakjubkan kaya gini, ehh ternyata ada, dan mungkin bisa jadi banyak tempat disini yang masih belum tereksplore. Nama tempat wisatanya “Stone Garden Park” perjalanan dari Bandung kesini ga terlalu jauh, ya sekitar 1 jam aja kalo lancar. Kita menempuh perjalanan kesini menggunakan motor, kalo ada yang mau bawa mobil juga bisa koq.








Stone Garden

Bahagia itu sederhana, ketika bisa manjat-manjat tebing dan batu besar dengan leluasa, walaupun sedikit gemeteran haha.... dan angin 'gelebug' ituu.... sukses bikin badan aku berasa mau terbang saat berdiri tepat diatasnya. Ini adalah batu paling ngehits disini, terletak di tengah2 area stone garden, batu tunggal yang cukup tinggi, pass banget buat foto dengan background langit, ato foto ala-ala terbang di udara gitu.


Stone Garden Park






Candid  (-_-) Iseng ini fotografernyaa.... dapet ajaa muka begini




Yang ini fotografernya ganti lensa, udah gitu di close up pula.. jd batunya kaya pendek deh,, padahal itu tinggi dan aku naik-naiknya dengan susah payah juga kan, dan diliatin mas-mas di bawah, mungkin mereka heran ada mbak-mbak manjat beginian, haha... gapapa mas, udah biasa saya dari kecil manjat pohon jambu dan kersen yang lebih tinggi drpd batu ini.





Ketinggian puncak stone garden ini sekitar 907 mdpl,, namanya juga bukit bebatuan, ya jelas disini banyak batu-batu, dari ukuran kecil sampe bebatuan yang ukuranya super besar dan tinggi. Buat yang mau latihan hiking, atau pendaki pemula, boleh lah yaa main-main, naik turun disini dulu hehe… soalnya agak nanjak juga jalannya sekitar 1,5 km dan luasnya sekitar 2 hektar.







Meskipun tempat wisata disini sudah cukup terkenal dan lumayan banyak dikunjungi para wisatawan, tapi fasilitas yang tersedia belum memadai. Seperti toilet belum tersedia di atas bukit, so kumaha? kamu harus berjalan ke bawah dulu klo mau ke toilet, lumayan riweuh atuh yak lo kudu naik turun gitu mah, Capek bang….. ya udah kalo mau aman mah pake pampers aja sok. Haha….






Satu lagi, hal penting yang belum tersedia disini adalah Mushola. Hemm…. bener-bener bikin repot kalo yang ini, waktu sholat udah tiba dan kita lagi di atas, ya terpaksa kita wudhu pake air mineral yang kita bawa, wudhu secukupnya (darurat Ya Allah, Maaph). Dan kemudian kita nyari tempat berpasir yang agak luas, yang nyaman dang a banyak bebatuan untuk sholat. Biasanya sholat di alam terbuka itu ya kalo bener-bener lagi di atas gunung, ini kita cuma lagi di bukit-bukitan begini ttp harus sholat di alam terbuka, ditemani semilir angin sore hari. Alhamdulillah….. ada sensasi tersendiri memang saat itu ^_^






Kalo mau main kesini dianjurkan pake sendal gunung, ato flat shoes aja ya cantiikss…. ga usah pake wedges apalagi heels, kalo ga mau pegel-pegel itu tumitnya. Hhhe…. Selamat berselfie ria, jangan merusak, bawa turun kembali sampahmu yaa…..



Be Happy and Be a Strong Woman !!!

Selasa, 27 Oktober 2015

Catatan Sederhana

Assalamu’alaikum…..

Selamat pagi kamu…  bagaimana kabarnya? Aku tetap disini, melewati setiap hari dengan suasana senja yang berbeda-beda. Cukuplah kau melihat mentari ketika sedang bulat-bulatnya dan temaram, disitu aku pun tengah menatapnya. Aku tak berubah menjadi orang lain. Aku hanya belajar untuk menata diriku agar sedikit lebih bersahabat dengan waktu. Aku lebih memilih diam, mengakrabkan diri dengan detak jarum jam itu. Kau pasti paham, diamku bukan karena aku benar-benar menghilang lenyap di telan bumi. Diamku ini, adalah cara sederhanaku untuk berteman dengan realita. Aku belajar bahwa Dia tak selamanya akan mengabulkan doa kita bukan. Justru karena kasih sayangNya, maka Dia memilah doa-doa tersebut, doa manakah yang pantas aku terima. Aku hanya menjalankan apa yang aku yakini, kelak aku pun akan menemukan seseorang yang padanya, aku seperti bercermin. Seseorang yang takkan pernah pergi meninggalkan aku, bahkan ketika aku melakukan kesalahan. Karena pada dasarnya, kita sama-sama pernah melakukan kesalahan bukan? dan kita pun pernah sama-sama berjuang. Kita pernah sama-sama sulit bernafas karena menahan tawa, dan kita pun pernah sama-sama terisak menahan luka. 

Oh... ya, kamu seseorang di masa depan, bagaimana rasanya menjadi sesuatu yang selalu aku sebut saat aku berbincang denganNya??? Ach, bagaimana aku bisa bertanya seperti apa rasanya, sedangkan kau saja tidak tau bahwa aku selalu membicarakan tentangmu padaNya. haha...... Maaf, aku tak sedang dengan siapapun saat ini, tak seperti kamu, yang mungkin sedang berkelana, atau kau pun memilih untuk sendiri. Aku sangat menyayangi hatiku sejak peristiwa itu, tak ingin tersayat ataupun menyayat lebih dalam maka aku pilih untuk mengungkapkan semua padaNya. 

Kamu pasti paham, tak ada hati yang bisa diketuk dengan ritme yang terburu-buru. Ya, itulah alasannya. Semua pun butuh waktu. Aku pernah merasa begitu berdosa, saat seseorang berkata bahwa aku begitu menutup diri, tak ada celah sedikitpun untuk menelusup masuk ke rongga hidupku meski hanya untuk sekedar menyelami dan memahami apa yang terjadi saat-saat sebelumnya. Tak perlu lah repot-repot menyelami kehidupanku yang lalu, sampai kapanpun aku rasa takkan ada yang mengerti bagaimana aku berusaha untuk menyembuhkannya. 

Aku tengah berjuang untuk menetralkan keadaan, dan aku tak menyerah begitu saja. Jangan tanya aku sudah berlari sampai sejauh mana, detik waktu yang bergulir itulah saksi bisunya.

Rasanya miris sekali ketika aku dianggap sebagai seorang yang jahat, karena aku memilih untuk menjauh dari yang mendekat, tidak acuh terhadap seseorang yang menawarkan diri. Tanpa mengerti bahwa ada sesuatu yang sedang aku benahi, aku harap mengertilah, dan mari mulai bijak dalam memahami setiap keadaan. Setiap kita benar-benar di proses oleh keadaan, keadaanlah yang membuat kita menjadi lebih kuat menghadapi segalanya. Tak ada rasa sakit yang membuatmu harus memeluk diri sendiri sampai menggigil. Catatan untuk diriku sendiri, benahi dirimu, nikmati prosesnya, semua akan ada waktunya, takkan ada yang tertukar, takkan ada yang terlambat karena semua sudah tercatat. Aku rasa ada doa-doa yang dulu mungkin pernah kita panjatkan dan kini Allah kabulkan disaat kita lupa pernah mengucapkannya. Namun satu hal yang pasti, Dia takkan pernah lupa dan Maha Mendengar doa-doa hambaNya. Hanya saja Dia memberikannya di saat kita telah benar-benar siap menadapatkannya.

Rabu, 16 September 2015

Hiking lalaala... (romantika Rok, Keril dan Sendal Gunung)

Assalamualaikum.........
Entah kali ke berapa aku menuliskan tentang ini, tentang satu dari berjuta ciptaan Allah yang indah.
Aku tetap cinta tempat ini, meskipun.... meskipun memang tak pernah bisa terlupakan setiap inci jejak kaki yang pernah kutinggalkan disini. Jejak kakiku mungkin terlampau pekat disini.Ada hal yang terpaksa harus aku kubur dalam-dalam disini.

Oh ya.... sekarang aku mulai terbiasa dengan peralatan tempur gunung yang sesungguhnya. Hehe... setelah tahun kemarin selalu salah kostum. Sekarang udah engga lagi ya....aku sudah mulai akrab dengan sendal gunung, keril, sleeping bag, matras, nesting, parapin, kompor gas ala-ala anak gunung, tenda dan peralatan tempur lainnya. Ehh... sekarang aku udah belajar ngerangkai tongkat2nya juga, menyatukannya hingga menjadi tenda yang berdiri kokoh anti badai dan anti mainstream (#lebay). hehe..... ^_^ 
Sendal Gunung yang mulai berubah warna

Suasana kali ini terasa berbeda, banyak hal yang berubah.... terasa lebih nyaman dan akrab dari biasanya. Mungkin tubuhku sudah mulai terbiasa dengan segala kondisinya. Kami berniat menikmati sunset dan sunrise disini. Melihat situasi pondok perkemahan, dan hemm..... ini sama sekali bukan seperti di gunung, udah mirip kaya di pasar, penuh dengan umat manusia dengan tenda berbagai warna. Cantik memang..... So kita bermalam disini kah?? achh tidak kawan. Hari masih cerah, sambil menikmati sunset, kita mencari tempat lain yang lebih indah, jauh dari kebisingan dan keramaian, supaya nanti malem acara muhasabah kita bisa sukses. hihi... (ekspektasi nya begitu...)


Muka capeee


4 Jam sudah berlalu.... nafasku mulai tersengal-sengal dibuatnya. Ini kahh ohh rasanyaa, nanjak-nanjak bawa keril sendiri. Padahal isinya apa? eemm.... kira-kira isinya, bagian paling bawah itu sleeping bag, kemudian jaket, baju ganti, alat mandi, beras, air mineral, cemilan-cemilan (roti, coklat, chiki), topi, syal, obat-obatan pribadi, sarung tangan, masker, dan terakhir gulungan matras di atas.
"Udah itu aja?"
"Iya"
"Ga bawa boneka?"
"Iya td nya mau dbawa, tp ach sudahlah bisi katirisan dianya" wkwk....
"Trus bahan makanan lain? tenda? nesting? dll... nya mana?"
Ohh... tenang pemirsa, itu ada oknum tertentu yang membawanya (nasib jd anak bawang yang disayang :p)

Haduh pipi... (-_-)'



Senja sudah mulai masuk diperaduannya. Kamu tau hal apa yang selalu aku  nantikan di setiap harinya? Memperhatikan matahari yg mulai meredup secara perlahan, dari sudut manapun itu aku selalu suka. Salah satu hal yang sayang sekali untuk dilewatkan ya ini. Pemandangan yang lumrah, sederhana, tp indah dan menenangkan. Alhamdulillah........

Malam pun tiba... bahagia itu sederhana, bukan hanya bisa liat lampu-lampu kota dari kejauhan, tp jg bisa liat tenda dengan lampu cantiknya yang berwarna-warni, di bawah bintang-bintang. Entah kenapaa semakin malam bintangnya semakin banyak bermunculan memenuhi langit. Tolong jelaskan untuk saat ini,, adakah hal yang lebih indah daripada ini???
Aku mulai menelan berbagai ramuan, dr mulai jahe, madu, t*lak angin, coklat, padahal udah makan malem da itu teh, haha... ach apapun itu aku telan sajalah, asalkan badanku bs kuat, tidak tumbang melawan suhu dan angin di puncak yang mulai menantang ini. Baik-baik ya kamuh badan aquh.... kan Strong Girl.Ya kan kan kan..... !!

Real pict no edit


Berdiam diri depan api unggun memang udah paling bener ketika berada dititik beku kaya gini, rasanyaa pengen nyebur ajaa ke tumpukan bara api itu. heu...... anehnya, sudah selarut ini, tapi si ngantuk belum jg dateng... padahal tadi siang udah cape-capean, panas-panasan, sempet tigusruk dsb juga.  Sebelotot apapun ini mata, harus maksain buat tidur, karena besok kan harus turun gunung dalam kondisi fit. Cari posisi senyaman mungkin, pake handbody, eh bukan. Pake minyak kayu putih, kaos kaki, jaket, dan sleepingbag. Selamat malam dan selamat bobo cantiik.

Achh tapi kenyataan tak seindah ekspektasi, entah gimana ceritanya...padahal aku tidur bener-bener didekap sama sleepingbag, tapi ternyata tetep aja motah. Aku nya sih ga nyadar, tapi temen yg bobo tepat disamping aku itulah korbannya. Hahaa.... Maaf ya teman, maafkan atas tangan dan kaki aku yang ga bisa diem, beneran ga sengaja dan sungguh tidak sadarkan diri.
Achh sudahlah, emang ga bakat bobo cantik aja aku mah, mau gimana-gimana jg posisinya tetep ajaa bobonya motah, ga bisa diem. huhu....
Udah alhamdulillah banget ini juga bisa bobo dengan nyenyak... akhirnya malam yg dingin terlewati juga. Beres sholat subuh langsung prepare masak, dan nyiapin seduhan yang anget-anget. Kamu kalo ngecamp suka makan apa?

Selamat Makan
Meskipun lagi ngecamp, gada alasan buat makan sembarangan yaa..... apalagi makan mie melulu. Jangan deh, nikmatin puncak seindah ini lebih maksimal lg klo ditemenin sama makanan yang enak-enak. Makan spagheti, roti bakar, sosis goreng, sayur sop, bakwan, tempe goreng, nasi goreng, lalabnya brokoli, wortel, dll... haha... peralatan masak yang kita bawa memang super lengkap, jd sangat memungkinkan kita masak sebanyak ini, niat banget lahh sarapan yg enak2 sambil liatin sunrise.. How beautiful life...

Olahraga paling menyenangkan itu ya naik gunung, dan coba liat ini betisnya udah kaya apa? bukan tales bogor lagi kayaknya, udah kaya betis mamang becak ini mah. Biarin lah.. da bukan lemak ini mah, tapi otot (meureun). hihi...

Terkadang keluar dari zona nyaman itu, benar-benar bisa membuka mata kita tentang dunia, bukan hanya dari sudut alamnya tapi juga tentang sumber daya manusianya. Ga salah kalo ada yang bilang bahwa pembelajaran hidup itu bisa kita dapatkan saat kita melakukan traveling.Ya, sisi humanis seorang manusia bisa lebih aku rasakan ketika disini, ketika melakukan perjalanan di alam, dibandingkan dengan pada saat dalam keadaan normal menjalani rutinitas sehari-hari. Bukan hanya sekedar saling melempar senyum saat berpapasan dengan pendaki lain pada saat mendaki, namun disini kami semua berbagi semangat, tak segan untuk membantu ketika ada yang membutuhkan bantuan, saling menguatkan, saling berbagi makanan juga, hhehe.... meskipun kita belum pernah bertemu sebelumnya antara satu dgn yang lainnya. Namun ya itulah.... semua mengalir begitu saja, Indahnya Kebersamaan. Semoga sehat-sehat semua ya.... Aamiin....



Oh iyaa, Mt. Prau yaa... InsyaAllah

Foto-fotonya masih OTW ini ^__^
sabar yahh...






























































































Selasa, 08 September 2015

Selamat Pagi Anomali




Kalau kamu sudah bangun dan membaca tulisan ini.
Ada satu hal menarik di dunia ini yang mungkin perlu kamu ketahui.
Bahwa mungkin seseorang yang datang ke dalam hidupmu nanti bukanlah orang yang baik.
Baik dalam arti yang sebenarnya.
Ada bagian-bagian yang tidak terpisahkan dari dirinya yang telah menjadi masa lalu.
Pun setiap orang merasa ingin mengubur masa lalunya. Ia ingin berbagi denganmu.
Mengawali sesuatu dengan kejujuran.

Mungkin ia baru saja beranjak setelah sekian tahun bergelut dengan dirinya sendiri.
Bertanya ke sana kemari hanya untuk mengetahui apakah Tuhan itu masih mungkin mengampuninya atau tidak. Dan rasa khawatir atas pengampunan itu senantiasa menyertai langkah kakinya. Hidupnya kini sangat hati-hati.

Ia mungkin bukan orang baik. Tidak sebaik sebagaimana pengetahuanmu tentangnya selama ini.
Ia akan datang menjadi ujian bagimu.
Ia tidak berharap diterima, tapi ia senantiasa mengusahakanmu.
Ia bahkan sudah bersyukur karena mengenalmu membuatnya berusaha menjadi lebih baik.
Ia sudah ikhlas dengan keputusanmu bahkan sebelum dia mengutarakan keinginannya.
Andai kamu berada di posisi hidupnya. Bagaimana perasaanmu..............

Pagi, bersama secangkir teh yang semakin lama kian pekat.





Rabu, 02 September 2015

Untukmu Semesta

Hai semesta...
Bersediakah kau bermain origami??
Akan aku ajarkan, bagaimana cara melipat jarak dengan rindu.
Aku ajarkan cara melipat suka maupun luka dalam satu lipatan tanpa celah.
"benarkah tanpa celah?"
Ah... tidak juga, jika kau memperhatikannya dengan seksama.
Hai semesta...
Bersediakah kau berpura-pura tidak tau tentang ini??
Anggap saja aku sedang meracau.
Menekan setiap tuts keyboard tanpa mempedulikan huruf apa.
Ini mungkin memang sebuah titik akhir,
namun aku tetap saja berterimakasih, ya dengan ringan kulayangkan ini untukmu.
Dengan ringan??
Ah... tidak juga. (lagi-lagi)
Namun bukankah waktumu sudah cukup pekat tergerus detik yang kau habiskan dengan aku yang anomali?
Oh ya semesta, Mungkin kau pernah tersenyum bahkan menertawakan aku,
Aku yang terlihat dari kejauhan berjalan beriringan dengan makhluk-Nya
Bersama detik, bersama menit, bersama awan yang kian mengabu, bersama angin yg merebak, bersama air mata yg mengisak, juga bersama tawa yang meriuh. bergemuruh.
Dan kau tau, hari ini aku belajar tentang jarak dan tenggang waktu,
Tentang langkah kaki kami yg menyusuri bumi-Nya, 
Tentang bagaimana hukum alam itu terus berlari tanpa kita sadari.
Saat itu... ya saat itu, beberapa waktu yang tak terhitung lamanya, pada satu masa.
Menurutmu.... apakah tulang itu bisa salah letak??
Tolong tanyakan pada Tuhanku...

-Altitah-